Sosial Media
0
HEADLINE NEWS
    Iklan display
    Home Banjir BNPB Cuaca Ekstrem Nasional

    Cuaca Ekstrem Picu Banjir di Berbagai Wilayah, BNPB Laporkan Dampak di Jawa Barat hingga Kalsel

    2 min read


    AMANAH INDONESIA, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia hingga Minggu (28/12) pukul 07.00 WIB. Banjir dan angin kencang akibat cuaca ekstrem mendominasi laporan kebencanaan di sejumlah daerah.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa laporan pertama tercatat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/12) pukul 14.30 WIB. Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang melanda wilayah tersebut.

    Akibat kejadian itu, sedikitnya 17 unit rumah di dua desa di Kecamatan Kadungora, yakni Desa Cikembulan dan Desa Neglasari, mengalami kerusakan. Sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) atau 73 jiwa terdampak. BPBD Kabupaten Garut segera menerjunkan tim ke lokasi untuk melakukan asesmen kerusakan serta membantu warga membersihkan material runtuhan atap rumah pascakejadian.

    Beralih ke Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, banjir melanda wilayah tersebut pada Sabtu (27/12) setelah hujan dengan intensitas lebat mengguyur sejak pukul 12.13 WITA. Dampaknya, 386 KK di Desa Persiapan Awang, Kecamatan Pujut, terdampak banjir. BPBD setempat telah melakukan penanganan darurat dengan menerjunkan personel ke lokasi terdampak.

    Sementara itu, di Kalimantan Selatan, banjir melanda sejumlah wilayah hampir bersamaan. Di Kabupaten Balangan, hujan yang mengguyur sejak Jumat (26/12) menyebabkan sungai meluap dan menggenangi permukiman warga. Ketinggian muka air mencapai satu meter dan berdampak pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tebing Tinggi, delapan desa di Kecamatan Awayan, serta tiga desa di Kecamatan Halong.

    Sebanyak 102 KK atau 264 jiwa terdampak, serta dua akses jalan penghubung antar desa turut terendam. BPBD Kabupaten Balangan telah melakukan kaji cepat, evakuasi warga, mendirikan posko induk tanggap darurat, serta menyalurkan bantuan air bersih, layanan kesehatan, dan pembersihan sampah pascabanjir.

    Banjir juga terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada Sabtu (27/12) sekitar pukul 15.02 WITA. Peristiwa ini berdampak pada empat kelurahan dan tiga desa di Kecamatan Kandangan dan Kecamatan Loksado. Berdasarkan data BPBD setempat, sebanyak 2.946 unit rumah terdampak banjir.

    BPBD Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah melakukan kaji cepat, evakuasi warga terdampak, serta mendistribusikan bantuan paket sembako. Hingga kini, pemantauan di lokasi terdampak masih terus dilakukan.

    Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, banjir dilaporkan terjadi pada Jumat (26/12) pukul 20.00 WITA akibat meningkatnya debit air sungai setelah hujan dengan intensitas tinggi. Permukiman warga di bantaran sungai terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 2 meter.

    Sebanyak 283 KK atau 785 jiwa di delapan desa dari empat kecamatan terdampak. BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melakukan evakuasi warga, dan hingga Sabtu (27/12) dilaporkan tinggi muka air di sejumlah wilayah mulai berangsur surut.

    Masih di Kalimantan Selatan, banjir juga melanda Kota Banjarbaru akibat luapan air sungai. Permukiman warga di Kelurahan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, terdampak dengan total 96 KK atau 131 jiwa. BPBD setempat menurunkan Tim Reaksi Cepat yang dibantu UPT Damkar, relawan Tagana, serta Puskesmas Cempaka.

    Menanggapi rangkaian bencana hidrometeorologi basah tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari sumber resmi, menjaga kebersihan lingkungan khususnya saluran air, serta menyiapkan kebutuhan darurat seperti dokumen penting, obat-obatan, dan perlengkapan evakuasi.

    Masyarakat juga diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan saat hujan lebat berkepanjangan atau terjadi kenaikan tinggi muka air, serta menghindari pohon besar saat hujan deras disertai angin kencang.

    BNPB juga meminta pemerintah daerah memperkuat sistem peringatan dini, memastikan kesiapan infrastruktur pengendalian banjir, serta meningkatkan koordinasi lintas sektor. Edukasi publik, simulasi kesiapsiagaan, dan respons cepat dinilai krusial untuk melindungi warga dan meminimalkan dampak bencana.
    Additional JS