Diterjang Cuaca Ekstrem, Kapal KLM Fitri Jaya Tenggelam di Pangkep, Camat Liukang Tupabbiring Meninggal
![]() |
| Diterjang Cuaca Ekstrem, Kapal KLM Fitri Jaya Tenggelam di Pangkep, Camat Liukang Tupabbiring Meninggal |
Insiden tragis tersebut menyebabkan tiga orang meninggal dunia, termasuk Camat Liukang Tupabbiring, sementara delapan penumpang lainnya berhasil selamat setelah dievakuasi oleh warga Pulau Sarappo Lompo.
Kronologis Kejadian
Kapal KLM Fitri Jaya milik Dg Nasru bertolak dari Sungai Pangkajene sekitar pukul 08.40 Wita menuju Pulau Sarappo.
Kapal tersebut mengangkut 11 penumpang serta membawa bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa berupa sekitar 40 sak semen dan 40 unit jamban.
Di tengah perjalanan, sekitar pukul 10.50 Wita, cuaca mendadak memburuk. Hujan lebat disertai angin kencang menerjang kapal hingga menyebabkan kondisi tidak stabil.
Kapal oleng dan juragan tidak mampu lagi mengendalikan arah pelayaran.
Sekitar pukul 11.00 Wita, kapal akhirnya terbalik dan tenggelam akibat cuaca ekstrem.
Warga Pulau Sarappo Lompo yang mengetahui kejadian tersebut segera memberikan pertolongan dan mengevakuasi seluruh penumpang ke daratan terdekat.
Daftar Penumpang Kapal KLM Fitri Jaya
Tim LKC Sulsel:
-
Imran
-
Andi Mappasallang
-
Etty Permatasari
-
Siti Patimah
-
Nurlina
-
Wulan Cahya
Petugas Puskesmas Sarappo dan Kecamatan Liukang Tupabbiring:
-
Fitri Mubarak S.Sos., M.Si (Camat Liukang Tupabbiring)
-
Awak kapal
-
Bidan Darma
-
Dokter Gigi Nova
-
Kepala Puskesmas Sarappo Samiang, S.Kep
Korban Meninggal Dunia
Tiga penumpang dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, yakni:
-
Imran, Koordinator LKC Sulsel
-
Fitri Mubarak S.Sos., M.Si, Camat Liukang Tupabbiring
-
Bidan Darma, Bidan Pulau Sarappo
Korban Selamat dan Kondisi Terkini
Sebanyak delapan penumpang lainnya dinyatakan selamat. Beberapa korban mengalami kelelahan dan syok akibat insiden tersebut, namun seluruhnya telah mendapatkan penanganan medis awal dari petugas kesehatan setempat.
Proses Evakuasi
Saat ini, seluruh korban telah dievakuasi ke Pulau Sarappo. Sementara itu, jenazah korban meninggal dunia direncanakan akan dibawa ke Pangkajene dan Makassar untuk proses pemulasaraan dan penanganan lanjutan.
Peristiwa ini kembali menyoroti tingginya risiko pelayaran antar-pulau di tengah cuaca ekstrem, serta pentingnya kewaspadaan dan kesiapan keselamatan dalam aktivitas transportasi laut di wilayah kepulauan Sulawesi Selatan.
