Nurul Sahara vs Yai Mim, dari Konflik Tetangga Jadi Sorotan Nasional
"Kasus perseteruan Nurul Sahara, mahasiswi S3 UB, dan mantan dosen UIN Malang, Yai Mim, viral di media sosial. "
 |
| Nurul Sahara vs Yai Mim |
AMANAH INDONESIA, JAKARTA -- Perseteruan antara Nurul Sahara, mahasiswi program doktoral Universitas Brawijaya (UB), dan mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Muhammad Imam Muslimin atau Yai Mim, kini jadi perhatian publik.
Konflik yang awalnya disebut-sebut hanya persoalan tetangga, berkembang menjadi isu yang menyeret etika akademik dan reputasi dua kampus besar di Malang.
Awal Mula Konflik
Nurul Sahara menuding Yai Mim melakukan serangkaian tindakan: pelecehan seksual, pencemaran nama baik usaha rental mobil miliknya, perusakan kendaraan, hingga pemblokiran akses jalan dan provokasi mahasiswa.
Video pertengkaran mereka sempat viral di media sosial, membuat Yai Mim akhirnya mengajukan pengunduran diri dari UIN Malang.
Di sisi lain, Yai Mim membantah tudingan tersebut. Ia menyatakan dirugikan akibat penyebaran video yang dianggap merusak reputasinya.
"Saya mohon keadilan Profesor Widodo (Rektor UB) agar mahasiswa bapak ini bisa dibina… Saya mohon saudara Nurul Sahara dipecat dari program doktor S3 di UB," ujarnya.
Kasus ini pun memecah opini publik. Ada yang bersimpati kepada Sahara sebagai perempuan yang berani bersuara, ada pula yang mendukung Yai Mim sebagai dosen senior yang terhantam isu negatif.
Belakangan, fakta baru mengubah persepsi publik. Tanah yang dipermasalahkan untuk lahan parkir ternyata milik wakaf Yai Mim. Selain itu, video “pura-pura stroke” yang sempat ramai ikut dipertanyakan, membuat simpati warganet perlahan bergeser ke kubu Yai Mim.
Kini, dukungan publik di media sosial tampak lebih condong kepada Yai Mim, sementara Nurul Sahara dan keluarganya memilih diam dari sorotan.
-
Nurul Sahara: Mahasiswi S3 UB, lulusan S2 Administrasi Publik UB, asisten peneliti, mantan asisten dosen, serta pemilik usaha rental mobil.
-
Muhammad Imam Muslimin (Yai Mim): Dosen tetap UIN Malang sejak 1998, meraih gelar doktor pada 2012, dan pendiri dua pesantren di Malang.
Kasus ini bukan sekadar konflik pribadi. Perseteruan Sahara dan Yai Mim kini menyoroti pentingnya etika, adab, dan penyelesaian sengketa di era digital. Reputasi dua institusi pendidikan ternama di Malang ikut dipertaruhkan, sementara publik menunggu langkah resmi dari pihak kampus.
