Indonesia Segera Kuasai 63 Persen Saham Freeport
"Pemerintah Indonesia segera kuasai 63% saham Freeport. Negosiasi divestasi 12% masuk tahap finalisasi, tinggal tunggu tanda tangan resmi."
1 min read
![]() |
PT Freeport Indonesia |
Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani memastikan negosiasi divestasi 12 persen saham Freeport-McMoRan untuk Indonesia sudah hampir rampung.
“Insya Allah segera. Semua kesepakatannya sudah kita setuju. Sekarang tinggal melihat draft detailnya saja. Prinsipnya sudah tercapai,” ujar Rosan dalam Investor Daily Summit 2025, Rabu (8/10).
Dengan tambahan saham tersebut, kepemilikan Indonesia di Freeport akan meningkat dari 51 persen menjadi 63 persen. Rosan menegaskan, penguasaan saham lebih besar tidak akan mengganggu operasional perusahaan.
“Insya Allah segera. Semua kesepakatannya sudah kita setuju. Sekarang tinggal melihat draft detailnya saja. Prinsipnya sudah tercapai,” ujar Rosan dalam Investor Daily Summit 2025, Rabu (8/10).
Dengan tambahan saham tersebut, kepemilikan Indonesia di Freeport akan meningkat dari 51 persen menjadi 63 persen. Rosan menegaskan, penguasaan saham lebih besar tidak akan mengganggu operasional perusahaan.
“Kita juga akan lebih memastikan dari segi keselamatan dan world class mining-nya terus terjaga,” tambahnya.
Namun dari pihak Freeport, sikapnya masih berhati-hati. Direktur Utama PTFI Tony Wenas menegaskan proses divestasi belum final. “Saya baru bisa bilang sudah final kalau memang sudah disepakati,” katanya.
Tony juga belum menjawab soal mekanisme divestasi, termasuk rumor saham diberikan secara gratis alias free of charge. “Kami fokusnya masih memang baru saja selesai pembahasan,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut negosiasi tambahan saham sebesar 12 persen ini sudah final. Langkah divestasi tersebut menjadi bagian dari syarat perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport hingga 2041, sebagaimana tertuang dalam PP No. 25 Tahun 2024.
Jika proses ini tuntas, Indonesia bakal memperkuat kendali atas salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang berada di Papua.
Namun dari pihak Freeport, sikapnya masih berhati-hati. Direktur Utama PTFI Tony Wenas menegaskan proses divestasi belum final. “Saya baru bisa bilang sudah final kalau memang sudah disepakati,” katanya.
Tony juga belum menjawab soal mekanisme divestasi, termasuk rumor saham diberikan secara gratis alias free of charge. “Kami fokusnya masih memang baru saja selesai pembahasan,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut negosiasi tambahan saham sebesar 12 persen ini sudah final. Langkah divestasi tersebut menjadi bagian dari syarat perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport hingga 2041, sebagaimana tertuang dalam PP No. 25 Tahun 2024.
Jika proses ini tuntas, Indonesia bakal memperkuat kendali atas salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang berada di Papua.