AMANAH INDONESIA --Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, menjadi sorotan internasional. Sejumlah pemimpin dunia menekankan pentingnya perdamaian global, termasuk krisis di Gaza dan Timur Tengah.

“Tidak akan ada keamanan atau stabilitas bagi Israel jika perang permanen terus terjadi dengan negara-negara tetangganya,” ujarnya. 

Macron juga menyoroti solusi dua negara untuk Palestina dan menyerukan pemerintahan inklusif di Suriah, sambil mengingatkan ancaman dari program nuklir Iran.

Raja Yordania Abdullah II mengecam gagasan “Israel Raya” dan menyebut perang di Gaza sebagai salah satu momen paling kelam dalam sejarah PBB. 

Hampir 1 juta warga Palestina masih terjebak di gempuran, dan sejak Oktober 2023 lebih dari 65.300 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

“Tidak ada yang membanggakan dari tindakan semacam itu,” tegas Raja Abdullah II.

 
Diplomasi Indonesia: Tim Perdamaian Palestina Dibentuk

Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono mengungkapkan pembentukan tim kecil untuk membahas pembagian peran terkait pembentukan negara Palestina.

“Akan dibuat lagi tim yang lebih kecil sebenarnya untuk bisa membahas ini dalam 1-2 hari ke depan,” kata Sugiono. Pertemuan ini melibatkan Indonesia, Mesir, Yordania, Italia, Inggris, Arab Saudi, Kanada, Jerman, Uni Emirat Arab, Qatar, Uni Eropa, dan Liga Arab, dengan fokus pada langkah politik, keamanan, dan ekonomi pasca-gencatan senjata di Gaza. 

 

[-]

Pidato Prabowo Subianto: Indonesia Jadi Sorotan Dunia

Pidato Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB mendapat pujian dari Donald Trump, Recep Tayyip Erdogan, Presiden Peru Dina Boluarte, hingga Raja Abdullah II.

“Tadi setelah beliau berpidato, saya mendapat banyak pesan elektronik dari berbagai pimpinan negara ataupun lewat menteri luar negeri negara-negara lain yang memuji pidato Bapak Presiden,” kata Menlu Sugiono.

Prabowo menekankan perlunya tatanan multilateral yang adil.

“Kita harus bertindak sekarang. Kita harus memperjuangkan tatanan multilateral… Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena kelemahannya, tetapi hidup dengan keadilan yang layak mereka terima,” tegasnya.