Sosial Media
0
HEADLINE NEWS
    Home Kesehatan

    Jalan vs Lari: Mana yang Lebih Cepat Bakar Lemak?

    "Berjalan efektif membakar lemak lewat proses aerobik, sementara berlari membakar kalori lebih cepat. Mana yang lebih baik untuk turunkan berat badan?"

    1 min read



    Ilustrasi berlari. Credit: pexels.com/Shava
    AMANAH INDONESIA, JAKARTA – Pertanyaan klasik dalam dunia kebugaran: “Mana yang lebih cepat membakar lemak, berjalan atau berlari?”

    Kebanyakan orang akan spontan menjawab berlari, karena lebih melelahkan, lebih banyak keringat, dan terasa lebih intens. Namun, jawaban ilmiah ternyata tidak sesederhana itu.

    Energi Tubuh: Dari Lemak hingga Glukosa

    Dikutip dari Kesehatan Amanah Indonesia, saat berjalan, tubuh bekerja dalam kondisi aerobik, artinya oksigen yang masuk cukup untuk mendukung aktivitas. Dalam kondisi ini, tubuh cenderung menggunakan lemak sebagai sumber energi utama, ditambah sedikit glukosa. Sekitar 80% energi saat berjalan berasal dari lemak.

    Sebaliknya, ketika berlari dengan intensitas tinggi, tubuh sering berpindah ke kondisi anaerobik karena kebutuhan oksigen melonjak. Tubuh lalu mengandalkan glikolisis, proses cepat yang memecah glukosa namun hanya menghasilkan sedikit energi (2 ATP). Dampaknya, asam laktat menumpuk dan membuat otot terasa nyeri.

    Efek pada Pembakaran Lemak

    Berjalan: lebih banyak menggunakan lemak sebagai sumber energi. Cocok untuk pembakaran lemak jangka panjang, relatif aman bagi lutut dan sendi.

    Berlari: membakar lebih banyak kalori dalam waktu singkat, tapi sebagian besar energinya berasal dari glukosa. Risiko cedera juga lebih tinggi.

    Mana yang Harus Dipilih?

    Jika tujuan utama adalah mengurangi lemak tubuh, berjalan bisa jadi lebih efektif karena tubuh menggunakan lemak sebagai bahan bakar utama.
    Namun, berlari tetap bermanfaat untuk meningkatkan stamina, membakar kalori lebih cepat, dan melatih jantung.

    Kombinasi keduanya bisa menjadi strategi terbaik: mulai dengan berjalan, lalu selingi dengan berlari sesuai kemampuan fisik.

    Kesimpulannya, tidak ada pilihan mutlak. Yang terpenting adalah konsistensi berolahraga sesuai kondisi tubuh masing-masing. (*)

    Additional JS